Doa Pembersih Jiwa dari Virus Ananiyah (Keakuan)
(Al Habib Syeikh Sayyid Abdul Madjid Ma'roef RA guru dari Sang Prof)
Ketika kami berkunjung
bersilaturahmi kerumah Beliau, tiba-tiba Beliau memberikan petuah
tentang rahasia kehidupan kepada kami, mengenai pengalaman rohani yang
begitu berharga, dan lagi-lagi pengalaman yang sangat langka.
Beliau
bertutur kepada kami, pengalaman ini seakan-akan seperti yang pernah
dialami oleh Nabi Musa yang diabadikan di dalam Al-Quran surat Al A’raaf [7]: 143
ketika bertemu dengan TuhanNya, walapun pengalaman ini tidak ada
apa-apanya dan tidak sebanding dengan Beliaunya, seketika itu Nabi Musa
pingsan sehingga tidak mengenal siapa dirinya sendiri, sehingga dirinya
sendiri lenyap tidak ada, bahkan ketika Allah bertajalli kepada bukit, maka bukit itupun lebur tidak nampak yang artinya tiada.
“Berkatalah
Musa: "Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat
melihat kepada Engkau". Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sanggup
melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya
(sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku". Tatkala Tuhannya
menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh
dan Musa pun jatuh pingsan.” (Q.S Al A’raaf [7]: 143)
Ayat
ini menggambarkan ketika Allah menampakkan jati diriNya, maka semua
tidak ada kecuali yang Maha Satu, dengan rumus tiada inilah seketika itu
Nabi Musapun pingsan, bahkan dia tidak mengenal dirinya, sehingga tetap
yang ada hanya yang Maha Kuasa, karena Tuhan tidak bisa disekutukan
dengan apapun juga, dan Tuhan merupakan KEKUATAN INTI yang MAHA INTI
(semua makhluk harus lebur, tiada, NOL).
DIA bukan makhkluk, bukan materi, bukan pula merupakan unsur, justru DIALAH yang menciptakan itu semua.
Sehingga pada saat itu ...
Yang ada DIA berhadapan dengan DIA,
Yang ada DIA yang berbicara dengan DIA, dan
Yang ada DIA yang menampakan DIRINYA kepada DIA,
Karena
yang berhadapan kepada Sang Pencipta adalah Sang Pencipta itu sendiri,
kecuali hamba yang diperkenankan masuk kedalamNya. (dalam bahasa agama
yang disebut Tajalli)
Bahkan jangankan Allah bertajalli menampakkan jati diriNya kepada hambanya, Al-Quran yang merupakan kalamNya pun apabila ditaruh pada gunung yang begitu besar yang terdiri dari batu yang kokoh hancur, lebur, dan tiada karena takut kepadaNYA.
“Kalau
sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu
akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada
Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya
mereka berfikir.” (QS Al Hasyr [59]: 21)
Pengalaman ini terjadi ketika masuk di bulan Ramadhan (2011) tepatnya hari ke-3:
Tiada
yang kurasakan sebahagia dan sepuas hari itu, karunia yang sangat agung
itu diberikan kepada Al Fakir, Allah berkehendak menunjukkan
kekuasaanNya.
Pengalaman
ini terjadi ketika sholat tarawih berlangsung, tak pernah terbayangkan
oleh akal dan pikiran, tiba-tiba Al Fakir diperkenankan masuk kedalam
wilayahNya, wilayah yang netral, yang suci, benar-benar hanya Dia yang
ada dan yang wujud.
Sebenarnya
pengalaman ini tidak patut untuk diceritakan, tapi semoga cerita ini
bisa bermanfaat dan berarti bagi seluruh umat manusia khususnya bagi
hamba yang sedang berjalan untuk menemuiNya.
Tapi
perlu di ingat, bagi siapa saja yang membaca kisah ini dan hati tidak
bisa menjangkau, ini akan sangat berbahaya bisa menimbulkan fitnah.
Semoga Allah memberikan hidayah kepada kita semua, Amin….
Yaa Allah…. Ampunilah dan berilah petunjuk hambamu yang lemah ini
Pengalaman NOL itu betul-betul Al Fakir rasakan:
Tiba-tiba
Al Fakir menembus ke alam yang Al Fakir sendiri tidak mengetahui,
kulihat surga dipampangkan, neraka dipampangkan, pahala dipampangkan,
dosa dipampangkan, ternyata NOL (perasaan ketiadaan) menembus itu semua,
saat itulahlah semua lebur, tiada (NOL).
Sehingga
ketika “Surga” dipampangkan seketika itu tiada, “Nerakapun” tiada,
“Pahalapun” tiada, “Dosapun” tiada, “AKUpun” tiada, “Rohpun” tiada,
bahkan “Rasapun” juga tiada, karena tidak akan mungkin Allah bersanding
dengan makhluk ciptaanNya sendiri. (baca: Dahsyatnya “KEKUATAN INTI”, Merubah Dunia Menjadi Surga)
Jadi hakekat yang dimaksud NOL itu tidak ada siapa-siapa, kecuali DIA.
Inilah Allah menemukan diriNya sendiri, dan diriNya bertemu dengan diriNya sendiri.
Memang
sulit untuk dicerna dengan logika, tapi Al Fakir diperkenankan untuk
merasakan itu semua (semoga Allah menyayangi dan selalu memberi hidayah
kepada kita semuanya).
Ketika
Al Fakir merasakan itu semua, tiba-tiba rasapun juga tiada, ketika saat
Al Fakir menangis, air matapun juga tiada, yang ada hanya NOL, dan NOL
pun juga tiada, hanya Dia Allah sendiri, dan Allah adalah DIRINYA,
bahkan Al Fakirpun tidak mengenal dan tidak mengetahui diri sendiri.
Saat itu tiba-tiba NAFSU muncul membisikiku:
“Andaikan engkau mati saat ini juga, bahagialah engkau… bahagialah engkau wahai hamba..!!!”
Lalu
kutenggelamkan lagi, setelah itu muncul bisikan yang kedua lebih hebat
dari yang pertama, saat itu nafsu kembali berbalut dengan kesucian
sambil berbicara dihadapanNya:
“Aku hanya takut kepadaMu Yaa Tuhan”
Maka ada teguran keras berkata seperti menampar nafsu itu:
“Apakah sesuci itu kamu menginginkan AKU..!!!”
“Apakah sesuci itu kamu tidak ingin AKU tinggalkan…!!!”
“Apa mampu kamu berhadapan dengan AKU…!!!”
“AKU Maha suci sedangkan engkau adalah makhlukKu yang Maha Kotor…!!!”
Tenyata
NOL yang betul NOL itu tidak ada, karena ketika keyakinan hati merasa
tidak ada semua, maka yang ada hanya DIA, sehingga ketika sowan
(menghadap) yang menghadap adalah DIA.
Dan inilah yang pernah diceploskan oleh Syaikh Siti Jenar:
“Allah bertemu Allah, AKU adalah Allah, Allah adalah Aku”
Tidak ada manusia yang menghendaki, tidak ada manusia berdoa, tidak ada manusia yang bisa menghadap, (itu yang saya rasakan).
Ketika Si Hamba merasakan tajalli semuanya itu ternyata tidak ada (ALKAUNU KULLUHU DHULMAH), dan barang siapa diberi karunia perasaan seperti itu:
Maka bila dimasukkan kedalam neraka, neraka itu lenyap karena yang ada hanya Sang Pencipta.
Bila dimasukkan kedalam surga, surga itupun lenyap karena yang ada hanya Sang Pencipta.
Maka bahagialah orang yang lebur kedalam DIRINYA, karena semua adalah milikNya.
Ketika ia di neraka dan dia menemukanNya, sehingga lenyaplah semuanya karena yang ada hanya DIA.
Ketika ia di surga dan dia menemukanNya, sehingga lenyaplah semuanya karena yang ada hanya DIA.
Ketika ia susah dia menemukanNya, sehingga lenyaplah semuanya karena yang ada hanya DIA, dan
Ketika ia bahagia dia juga menemukanNya, sehingga lenyaplah semuanya karena yang ada hanya DIA.
Maka satu detik besama Allah, tidak ada bandingannya dunia dan seisinya yang diberikan oleh Allah.
Dari
situ ujungnya adalah kasih sayang, karena Allah tidak akan menyiksa,
membuat hambanya menderita, ketika ia meleburkan diri denganNya.
Sayang pengalaman itu hanya sekejap tapi semuanya itu merupakan bimbingan batiniah kepada hamba yang Fakir dan hina ini.
Alangkah takutnya setelah peristiwa tersebut tak terasa diri ini semakin nampak kecil.
Serasa
hancur lebur tiada arti setelah mengenal hakekat hidup dan kehidupan
ini, ternyata semuanya adalah LAA ADAMAKA WALAA WUJUDAKA dalam istilah
lain LAA MAUJUDA ILLALLAH (YANG WUJUD HANYA ALLAH), dan saat itulah
hamba yang fakir ini mengenalNya.
“Maka
siapapun juga ada sedikit saja pengakuan (aku hidup, aku mampu, aku
pandai, aku kuasa, aku mulia, aku bisa) maka Si Hamba sama dengan berani
memproklamirkan sebagai Tuhan! dan itulah hakekatnya syirik” kata beliau Sang Prof
Maka jiwa perlu dibersihkan, kata Beliau diantaranya dengan memakai doa:
“Allohumma
yaa waahidu yaa ahad, yaa wajidu yaa jawaad, sholi wasallim wa baarik
‘ala sayyidinaa muhammmadin wa ala ‘ala ali sayyidina muhammad, fii
kullilamhatin wanafasim bi ‘adadi ma’luumaatillahi wa fuyudlotihi wa
amdadih“
Doa pembersih jiwa dari Sang Profesor Rohani yang diberikan oleh Al Habib Syaikh Sayyid Abdul Madjid Ma’roef Ra
Pesan Sang Prof:
Jangan
sekali-kali kita tidak koreksi dan mawas diri, karena keakuan tersebut
bersembunyi dan berselimut dengan ilmu, ibadah, amal, dan perasaan sudah
dekat kepadaNya!
AWAS....!!! HATI-HATI...!!! JANGAN TERTIPU DENGAN PENGAKUAN TERSEBUT KARENA DIANCAM DALAM SURAT ASH-SHAFF [63] 3:
“Amat
besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak
kamu kerjakan (hanya pandai bicara walau itu masalah kesadaran dan
ma’rifat) tapi dia tidak bisa mengetrapkan”
Doa dari Sang Prof:
Yaa Allah… aku selalu menjulurkan lidahku untuk menerima setetes demi setetes karunia agung dariMu.
Yaa
Allah… berilah taufiq hidayahMu kepada kami dan semua pembaca kisah ini
sehingga bisa menjadi pelajaran dan hikmah, bukan menjadikan fitnah.
Yaa
Allah… tolonglah kami dan peliharalah kami, jangan Kau sesatkan kami
dengan pengalaman ini, kasihanilah Al Fakir yang hina ini, apapun kami
adalah hambaMu, jauhkanlah dari sifat munafik dan kufur yang jelas kami
tidak pantas untuk menghadapMu karena banyaknya dosa dan noda diri kami.
Yaa
Allah… mungkin mati lebih baik daripada merasa jadi hamba, tapi
kenyataannya masih penuh dengan kesyirikan, maka perkenankanlah kami
dengan keagungan DzatMu untuk lebur kedalam Ke-EsaanMu.
Yaa
Allah…. Yaa Allah…. Yaa Allah… !!! apa arti semua kisah ini…. Semuanya
adalah ENGKAU…!!! ENGKAU….!!! LAA SYAKKA… LAA SYAKKA... ANTA… ANTA…
TIADA RAGU… TIADA RAGU… SEMUANYA ADALAH ENGKAU…. ADALAH ENGKAU…!!!
Karena Al Fakir adalah CIPTAAN, tiada wujud, tiada arti, bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa.
LAA ILAAHA ILLALLAH….!!!
Tempuh dan carilah wahai anak-anakku jalan untuk menemukan Tuhanmu dengan mujahadah.
Mujahadahlah
dengan menggunakan lahir maupun batin, hiasilah hidupmu dengan perasaan
rendah, hina, serta mandikanlah jiwamu dengan airmata kehambaan.
Jangan
sekali-kali merasa ada, merasa aku, merasa mampu, bahkan merasa hidup,
karena engkau adalah makhluk ciptaan, maka leburkanlah dalam Ke-EsaanNya
(NOL).
Semoga
Allah meridhoi kita semuanya dan syafaat Beliau Rasulullah Saw, serta
nadroh Beliau Ghoutsu Hadzaz Zaman Ra senantiasa meliputi kita semuanya.
Amin… Amin… Amin… Yaa Robbal Alamin….
Dikutip : www.alamhikmah.org